Download Islami

Memilah Dan Memilih Sekolah

Posted by mauizhhasan on Selasa, 22 Juni 2010

Ujian sekolah telah selesai. Penantian panjang yang mendebarkanpun telah usai. Pendaftaran siswa baru kini sudah dimulai. Jika kemarin para siswa yang resah, kini giliran orang tua yang merasa gelisah.

Orang tua Bujang misalnya. Seminggu ini mereka sibuk mencari informasi ke beberapa sekolah karena nilai ujian anaknya yang rendah. Juga orang tua Bunga. Meski nilai ujian Bunga diatas rata-rata, namun kecemasan bapak ibunya tetap terlihat nyata.

Bisakah anak mereka diterima di sekolah yang mereka inginkan? Pertanyaan ini yang menjadikan mereka cemas. Ada yang cemas karena nilai ujian sang anak jauh dibawah standard yang ditetapkan pihak sekolah. Ada pula yang cemas meskipun nilai ujian sudah memenuhi persyaratan, namun mereka khawatir tidak diterima karena ulah beberapa orang tua siswa dibantu oknum sekolah yang sengaja mengatrol nilai ijazah dengan nilai rupiah. Ya, suap menyuap di dunia pendidikan negeri ini masih saja terjadi.

Masuk sekolah favorit adalah keinginan setiap anak dan juga orang tua. Namun standard nilai minimum yang ditetapkan pihak sekolah kerap menjadi kendala. Bagi yang nilai ujiannya rendah harus rela menerima kenyataan pahit dan segera mencari sekolah lain, itu semestinya. Tapi ada juga anak atau orang tua yang memaksakan kehendaknya agar bisa diterima dengan berbagai cara. Menyuap oknum sekolah adalah salah satunya. Astaghfirulloh! Jangan lakukan cara culas seperti ini. Berapa banyak orang dirugikan dengan adanya praktik suap menyuap semacam ini. Siswa yang berprestasi harus tergeser karena jatah kursinya sudah dibeli. Itulah sebabnya mengapa Islam melarang orang memberikan, menerima atau menjadi perantara suap.

Gagal masuk sekolah favorit bukan berarti gagal segalanya. Masih banyak sekolah yang bisa dipilih. Memilih sekolah hendaknya dengan mengukur kemampuan. Kemampuan ekonomi orang tua dan juga kemampuan daya pikir sang anak. Setiap anak memiliki bakat dan potensi yang berbeda. Tidak semestinya orang tua memaksakan pilihan sekolah kepada anak-anaknya. Secara ekonomi barangkali orang tua mampu ‘membeli’ bangku sekolah, tapi apa jadinya jika sang anak tidak bisa mengikuti pelajaran yang diberikan. Berikan kesempatan dan kepercayaan kepada anak untuk memilih sekolah. Arahkan dan berikan alasan yang bisa diterima jika pilihan mereka tak sesuai dengan harapan kita. Tidak selamanya baik juga jika anak diberikan kebebasan memilih sekolah sesukanya saja. Harus dimusyawarkan, dipilih dan dipilah plus minusnya.

Memilih sekolah hendaknya tidak hanya melihat pada status negeri atau swasta saja, juga bukan hanya menjadikan kemegahan gedung dan kelengkapan fasilitas sebagai tolak ukurnya. Jauh lebih penting adalah memilih sekolah yang benar-benar memberikan lingkungan dan pendidikan seperti yang kita inginkan. Kita ingin anak-anak kita tumbuh menjadi anak yang taqwa, cerdas dan terampil sesuai dengan slogan pendidikan di negeri kita. Jika betul demikian, semestinya kita mencarikan sekolah yang selain memberikan pelajaran umum juga memberikan pelajaran agama dalam prosentase yang lebih besar. Sekarang ini sudah banyak berdiri sekolah-sekolah Islam terpadu atapun juga madrasah-madrasah yang dikelola secara modern dengan fasilitas-fasilitas yang tak kalah lengkap dibandingkan sekolah favorit pada umumnya. Bahkan, sekolah-sekolah seperti ini memiliki nilai plus karena disamping pelajaran umum yang diberikan,juga porsi pelajaran agama diberikan dalam jumlah yang lebih besar.

Sekolah mana yang akan dipilih? Kembalikan pada tujuan awal bahwa menyekolahkan anak adalah agar anak tumbuh menjadi generasi yang taqwa, cerdas dan terampil. Pilihlah sekolah yang memberikan perhatian lebih pada agama dan akhlak anak didiknya. Jangan asal favorit, jangan asal berfasilitas kumplit, jangan asal terlihat elit. Pilihlah sekolah yang bisa menghasilkan siswa siswi yang taqwa, cerdas dan terampil. Taqwa itu yang utama. Kecerdasan dan ketrampilan yang dilandasi ketaqwaan akan membawa kemaslahatan. Sebaliknya, kecerdasan dan ketrampilan tanpa dilandasi ketaqwaan, akan mendatangkan kemudharatan. Ketaqwaan tanpa disertai kecerdasan akan menjadi sesat. Tak akan bernilai apabila sesuatu termasuk ibadah dilakukan tanpa ilmu. Ketaqwaan dan kecerdasan akan mandul dan sekedar menjadi teori tanpa memiliki ketrampilan untuk mengamalkannya.

Pastikan anak-anak kita masuk ke sekolah yang bisa melahirkan generas-generasi yang membanggakan. Ya taqwa, ya cerdas, ya terampil. Karena dengan taqwa, cerdas dan terampil, kesuksesan dunia dan akhirat tak lagi mustahil. Insya Allah.

http://www.eramuslim.com/

Blog, Updated at: 16.53
Diberdayakan oleh Blogger.

Setiap ada artikel baru, otomatis diinformasi- kan ke email. Daftarkan email anda, GRATIS:

Delivered by FeedBurner

LIVE STREAMING ALiF RADIO

Widget By: Mauizhhasan