Download Islami

Menggapai Berkah, Menambah Kebaikan

Posted by mauizhhasan on Jumat, 07 Mei 2010

Posted by: SUMARNA, SHI

BAROKALLOH. Semoga Allah memberi Anda keberkahan. Demikian doa singkat atau singkatan doa yang lazim diucapkan saat kita memberi ucapan selamat kepada pengantin, orang yang mendapat nikmat, kepada orang yang baru punya sesuatu, khotib menutup khotbah, dan sebagainya.

Saat seorang Muslim hendak makan-minum, bacaan doanya juga minta berkah: Allahumma baariklana fii maa razaqtana…. (Ya Allah, berikanlah keberkahan atas rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami).

Berkah (barokah [Arab], bekat [Indonesia]) secara umum dimaknai dengan “sesuatu yang dapat membawa kebaikan” atau “nilai tambah kebaikan dari sesuatu”.

Sebagai contoh, ketika bayi Muhammad SAW lahir, disusui oleh seorang ibu dari Bani Sa’ad bemama Halimah Sa’diyah, kondisi Bani Sa’ ad yang tadinya dilanda paceklik, minim hasil panen, tanah tidak subur, berubah. Setelah bayi Muhammad SAW dibawa oleh Halimah ke kampung Bani Sa’ad, ternak berangsur gemuk, kantong susu ternak menjadi penuh, dan tanah berubah menjadi subur. Kehidupan keluarga Halimah juga menjadi sejahtera. Itulah berkah kelahiran dan kedatangan bayi Muhammad Saw.

Contoh lain, dalam QS. Al-Isro’: 1 Allah SWT menegaskan adanya keberkahan di sekitas Masjid Al-Aqsha yang kini dikuasai dan berusaha dirusak oleh Yahudi Israel. Jelas, karena penuh berkah –antara lain sebagai tempat suci umat Islam, objek wisata dunia, sarat nilai sejarah keagamaan— Al-Aqsha pun menjadi “rebutan” dan sumber konflik dengan Yahudi sebagai sang “pengacau”.

Allah juga menyebutkan keberkahan “rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, yaitu (Baitullah) yang di Bakkah (Makkah)” (QS. Ali Imron: 96).

Rasul SAW mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berdoa, memohon kepada Allah SWT agar diberi rezeki yang berkah, yakni rezeki yang berkah, yakni memenuhi kebutuhan hidup dan menjadi sarana ibadah, dakwah, dan jihad (infak fi sabilillah).

Secara umum, Allah SWT berjanji menurunkan berkah kepada suatu bangsa yang beriman dan bertakwa. Sebaliknya, adzab Allah akan diturunkan bagi kaum yang mengingkari syariat-Nya.

“Seandainya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami anugerahkan kepada (kehidupan) mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. AI-A’rof: 96).

Allah SWT dan Al-Qur’an adalah sumber berkah. Bila nilai-nilai Al-Qur’ an diamalkan dalam kehidupan, maka secara otomatis kehidupan di negeri, kota, desa, kelompok dan perorangan yang menerapkan nilai-nilai tersebut penuh berkah.

Harta yang ditunaikan zakatnya, plus infak dan sedekah, akan membuat harta tu berkah: terus bertambah dan bermanfaat-maslahat bagi pemiliknya. Sebuah pekerjaan, sabda Nabi Saw, jika dimulai dengan basmalah, maka pekerjaan itu –proses dan hasilnya— akan berkah. Sebaliknya, jika sebuah pekerjaan tidak diawali dengan basmalah, “fahuwa aqtha”, terputus keberkahannya.

Berkah sifatnya tidak kasat mata. Ia tidak tampak, namun terasa, misalnya mendatangkan manfaat yang lebih dari pekerjaan yang dilakukan atau sesuatu yang dimiliki. Contohnya, soerang yang mempunyai ilmu meskipun sedikit tapi
bermanfaat bagi masyarakat –ini tanda ilmu tersebut diberkati.

Secara bahasa, al-barakah berarti berkembang, bertambah, dan kebahagian. Imam An-Nawawi berkata : “Asal makna keberkahan ialah kebaikan yang banyak dan abadi”.

Kisah keberkahan pada zaman keemasan umat Islam pernah diungkapkan oleh Imam Ibnul Qayyim:”Sungguh, biji-bijian dahulu, baik gandum ataupun yang lainnya lebih besar dibanding dengan yang sekarang, sebagaimana keberkahan yang ada padanya (biji-bijian kala itu) lebih banyak.

Imam Ahmad meriwayatkan, telah ditemukan di gudang sebagian kekhilafahan Bani Umawi sekantung gandum yang biji-bijinya sebesar biji kurma, dan bertuliskan pada kantung luarnya :”Ini adalah gandum hasil panen pada masa keadilan ditegakkan”.

Menurut para ulama, untuk memperoleh keberkahan dalam hidup, ada dua syarat utama.

Pertama, iman dan takwa kepada Allah Swt, sebagaimana ditegaskan QS. Al-A’raf :96. Bangsa yang tidak beriman dan mengingkari syariat-Nya akan dimpakan adzab/bencana atau tidak akan merasakan keberkahan dalam hidup.

Kedua, amal saleh, yakni menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Inilah hakikat takwa yang menjadi syarat datangnya keberkahan sebagaimana ditegaskan QS. Al-A’raf: 96. Wallahu a’lam.

Blog, Updated at: 15.56
Diberdayakan oleh Blogger.

Setiap ada artikel baru, otomatis diinformasi- kan ke email. Daftarkan email anda, GRATIS:

Delivered by FeedBurner

LIVE STREAMING ALiF RADIO

Widget By: Mauizhhasan